Cerita ABG M#SVM Di Bilik Warnet Nomor 4
Kronologibayu-Bilik yang saya maksud kali ini adalah bilik warnet (warung internet). Bilik disini merupakan tempat berukuran kecil sebagai pemisah atau tempat privasi orang untuk mengakses internet di warung internet (warnet).
.. Sabtu, 5 oktober 2013. Pada saat itu jam 11.30 Wib, Saya pergi ke Warnet di pinggiran kota bengawan. Warnet yang memiliki nilai (7) versi saya. Alasan Saya memberi nilai 7, karena ada beberapa kekurangan yang di miliki warnet tersebut, Misal adanya Kerusakan Aksesoris Komputer di beberapa bilik (Headset, Web Cam, Meja Komputer), adanya beberapa perangkat lunak yang tidak Update (adobeflash, anti virus, dll), Matinya beberapa pendingin ruangan di beberapa tempat. Demikian beberapa alasan saya menjatuhkan nilai tersebut. Semoga keluhan saya (customer) semacam ini bisa di dengar para pengelola warnet.
Oke, Lanjut ke benang merah. Setelah parkir motor kemudian saya masuk ke dalam warnet. Saya kemudian bertanya kepada operator mengenai PC nomor berapa yang kosong. Nomor berapa Mas? Nomer 7 Mas, jawab Operator. Saya pun mengangguk seraya menuju PC nomer 7.
Dalam perjalanan menuju PC nomer 7, saya melihat PC no 1 – 6 telah terisi para surfer-surfer dunia maya (Baca: pengguna warnet),maklum PC no 1,2,3,4 dan 5,6,7,8 di tata saling berhadapan sehingga saya bisa tahu kalau PC tersebut telah terisi surfer dunia maya.
PC 1 berhadapan dengan PC 5, PC 2 berhadapan dengan PC 6, PC 3 Berhadapan dengan PC 7 dan PC 4 berhadapan dengan PC 8. Tata letak semacam itu membuat saya bisa melihat para pengguna tersebut. Sedikit informasi bahwa Pengunjung Siang itu nampaknya lumayan rame.
PC nomer 7 sudah saya tempati, seperti biasa Helm saya taruh di sebelah saya dan tas tetap berada dalam pangkuan saya. Tidak ada hal yang aneh ketika saya berada di PC tersebut. Seperti biasa, kemudian saya menekan tombol power pada CPU untuk menghidupkan Komputer. Mengetik nama pada kolom User Name adalah aktivitas pakem berikutnya. Setelah terhubung dengan koneksi internet lalu saya melakukan Surfing untuk mencari beberapa Informasi yang hendak saya cari pada saat itu.
Setelah beberapa menit mengakses data internet, tiba-tiba konsentrasi saya menjadi sedikit terganggu. PC no 4 adalah sumber penyebab terganggunya konsentrasi saya. Di nomer tersebut terdapat sepasang pria dan wanita yang sedang mesra di PC yang sama. Sebenarnya keberadaan mereka telah saya ketahui sejak berjalan hendak menuju PC No 7. Maklum PC No 4 berada di depan PC saya agak sebelah kiri (menyilang).
Pada awalnya saya tidak merasa aneh dengan adanya pasangan tersebut. Saya menganggapnya biasa saja. Maklum selama saya di warnet kerap melihat Pria dan wanita sedang mengakses internet di PC yang sama. Namun Pasangan yang satu ini berbeda dengan pasangan-pasangan yang kerap saya lihat di beberapa kesempatan. Pasangan yang satu ini pada awalnya terlihat biasa-biasa saja, namun lama kelamaan terlihat “mesra”.
Mereka sangat “enjoy” ngobrol. Pada awalnya saya tidak mengubris mereka berdua, dan saya pun mencoba tetap fokus pada tujuan saya. Lama kelamaan pasangan tersebut semakin mesra. Dalam beberapa kesempatan terlihat ada pelukan dan pegangan tangan secara mesra. Saya masih mencoba tetap tenang, “toh itu bukan urusan saya” teriak dalam hati saya.
Menit demi menit berlalu, pasangan tersebut semakin mesra. Keadaan tersebut cukup mengganggu saya. Bentuk bilik warnet di tempat tersebut hanya ada sekat untuk sampingnya saja, sedangkan depan tidak di beri sekat. Bentuk seperti ini sudah umum di kebanyakan warnet di wilayah saya. Monitor Komputer setiap Bilik-lah yang sedikit menjadi penutup wajah antar pengguna yang berhadapan.
Posisi bilik yang saling berhadapan membuat saya bisa mengetahui polah tingkah pasangan tersebut. Wajah si Pria terlihat jelas, sedangkan si wanita berada mepet sekat sehingga tidak kelihatan. Mungkin posisi ini sudah disengaja sejak awal. Dan benar saja, “beruntunglah” bagi mereka berdua ternyata PC no.8 yang berada tepat di depan mereka tidak berpenghuni alias kosong. Keadaan ini benar-benar di manfaatkan oleh mereka berdua.
Sesekali mereka menyudahi aksi mereka, dengan si Pria kembali ke posisi duduk semula. Beberapa kesempatan Si Pria terlihat mengawasi saya untuk mencari-cari “kesempatan”. Saya pura-pura tidak mengetahui aksi mereka. Dan benar saja aksi mereka kembali terulang untuk kesekian kali.
Lagi !!. Si Pria kembali mendorong si Wanita sampai mepet ke Sekat bilik untuk bersembunyi dari pandangan saya. Pada saat itu saya Cuma bisa geleng-geleng kepala. “Sudah tidak punya malu ni anak”. Gumam saya. “Edan tenan” saya dikiranya tidak tahu perbuatan mereka. Kejadian yang ini cukup lama, sampai-sampai tidak ada suara diantara mereka dan aktivitas internet pun berhenti. Saya hanya geleng-geleng kepala untuk kesekian kali.
Keadaan semacam itu membuat saya untuk berfikir bagaimana membubarkan aksi mereka atau setidaknya mengganggu aksi tersebut. Bukan saya ikut campur urusan mereka, karena setiap perbuatan adalah tanggungjawab individu di hadapan Tuhan nantinya. Jujur saya akui, aksi mereka membuat saya risih.
Saya mencoba mencari cara membubarkan keduanya tanpa membuat gaduh seisi warnet. Kemudian terpikir oleh saya untuk mematikan PCmes*m No.4 tersebut. Cara ini pernah saya gunakan untuk mematikan PC seorang anak yang membuat gaduh di sebuah warnet kecil di pusat kota kabupaten saya.
Pada saat itu di sebuah warnet, si anak tersebut main game dengan teriak keras dan pakai umpatan-umpatan (misuh). Pada awalnya saya diam saja berharap si pemilik menegur si Bocah. Tapi harapan saya itu tidak kunjung terjadi, si pemilik tetap tenang. Perlu saya tambahkan bahwa warnet ini memanjang ke belakang berukuran 3x6 meter dan bukan juga tempat game online.
Kejadian itu terjadi terus menerus, umpatan si anak semakin membuat telinga saya gerah. Dengan trik khusus saya coba mematikan PC dia dari PC saya. Akhirnya berhasil. Si anak hanya bengong dan terkaget. Dia mencoba menghidupkan lagi, dan lagi-lagi main lagi dan mengumpat lagi. Saya pun mematikan untuk yang kedua kali. Hal ini saya lakukan karena apa yang dilakukan anak tersebut sangat mengganggu dan kelewat batas.
Saking jengkelnya, Saya putuskan untuk meninggalkan warnet karena tempat tersebut sangat gaduh akibat ulah anak-anak yang tidak punya sopan-santun tadi. Sebelum benar-benar meninggalkan warnet, Saya coba mematikan PC anak lain yang juga ikut-ikutan main game dan juga dengan misuh. Matilah juga PC tersebut, aksi saya terakhir ini juga berhasil. Saya meninggalkan warnet karena merasa sudah tidak nyaman dan kesal berada di tempat itu.
Sekedar informasi ternyata warnet ini djadikan tempat main seusai pulang sekolah oleh anak-anak kecil usia SD-SMP untuk main game online. Pantas saja dikesempatan lain saya menemui kejadian yang sama di warnet tersebut, dimana terdapat anak-anak yang main game sambil teriak-teriak tak punya aturan. Main Sih Boleh saja tapi jangan sampai mengganggu hak orang lain, lagi pula itu adalah warnet biasa bukan tempat game online boy.. Bagi pemilik warnet mohon ambil tindakan tegas !.
Baiklah kita kembali ke pokok cerita.
dengan trik itu saya mencoba mengulang sukses di kesempatan ini. Langkah demi langkah trik sudah saya lakukan dengan benar, langkah terakhir yaitu klik “OK”. Namun betapa kagetnya saya ternyata aksi saya gagal. Dalam kotak dialog menyebutkan “failed”. Saya coba lagi untuk yang kedua kalinya dengan harapan langkah kedua ini berhasil. Namun, lagi-lagi gagal juga.
Saya coba lagi dengan mengevaluasi langkah-langkah sebelumnya. Ternyata gagal juga. Setidaknya 5-6 kali trik saya gagal semua. Akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa pengamanan warnet yang satu ini cukup oke, yaitu tidak bisa dilakukan cara-cara semacam ini.
Saya kembali ke aktivitas semula yaitu mencari informasi yang telah tertunda akibat fokus melakukan trik tersebut. Saya pun kembali bergumam dalam hati “Toh itu bukan urusan saya”. Setiap perbuatan adalah tanggungjawab individu di hadapan Tuhan nantinya.
Setelah sekitar 5 menit aksi nyungsep bersembunyi mepet sekat terjadi, dua insan m#sum tadi kembali ke posisi awal dan sembari berbicara tentang informasi internet yang mereka akses. Wajah si wanita tadi menampakkan diri mendekati monitor komputer sembari memencet-mencet keyboard.
Mereka melakukan hal ini agar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, karena mereka tahu benar ada saya diseberang depan bilik mereka. Saya hanya geleng-geleng sembari bergumam, “Gila saya dikadalin”. Dikiranya saya tidak tahu.
LAGI,..Si Pria mencuri-curi kesempatan untuk kesekian kali, Saya lihat benar dia mengawasi saya, Saya pun tetap fokus menatap monitor PC saya seolah-olah tidak tahu aksi mereka. Dan benar saja, Si Pria kembali mendorong si Wanita mepet ke Bilik untuk bersembunyi dari pandangan saya.
Tampak Si pria jongkok di atas kursi dan si Wanita Nyungsep mepet Bilik. Dalam hati saya “Gila benar tu orang”. Sudah tidak tahu malu ada orang yang jelas-jelas mengetahui aksinya. Aksi ini merupakan aksi terakhir dari pasangan tadi.
Mereka kembali ke posisi semula dan kembali ngobrol santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Terdengar jelas oleh saya bahwa mereka akan segera meninggalkan warnet tersebut. Saya mendengar jelas nampak si Pria kelihatan canggung dan takut hendak keluar meninggalkan PC no.4.
“ndang Ayo” (dengan aksen orang canggung) adalah kata-kata yang dilontarkan si Pria untuk mengajak keluar si wanita. Maklum untuk menuju meja Kasir mereka harus melewati depan bilik saya no 7.
Sesaat masih di kursi hendak meninggalkan bilik no.4 terlihat wajah si Pria tampak gimana gitu tidak berani melihat saya. Kemudian mereka keluar dari bilik itu. Si Pria keluar duluan, maklum dia dekat dengan jalan keluar dari bilik. Lalu si Wanita menyusulnya.
Dalam perjalanannya keluar menuju kasir, betapa kagetnya saya ternyata sepasang pria-wanita itu masih SMP,.. Ya Masih SMP.. terlihat benar ketika saya perhatikan Si Pria memakai celana pendek pramuka atasan memakai jaket ala anak muda dan bertopi (topi trendi masa kini). Sedangkan Si wanita memakai rok pramuka dan memakai kaos berwarna hijau. Mereka berdua tidak membawa tas, sepertinya habis pulang sekolah. Saya taksir mereka berdua duduk dibangku kelas 2 atau 3 SMP.
Saat melintas di depan saya, saya mencoba menatap mereka. Terlihat jelas ekspresi mereka berdua, tampak si Pria tidak berani menatap balik ke arah saya, dia memandang lurus ke depan, sedangkan si bocah perempuan berjalan dengan santai dan “cuek” sambil bermain HP serta seolah-olah tidak ada apa-apa.
Mereka tidak merasa malu lewat di depan orang lain, meskipun baru saja melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Dan parahnya lagi mereka lewat depan saya dengan menganggap seolah-olah saya ini tidak ada. “gila saya dianggap makhluk halus”..!!!
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala tiada henti selepas dua bocah itu pergi dari warnet. Kok segitunya ya anak-anak sekarang. Apakah separah itu anak sekarang? “Hanya rumput bergoyang yang tahu jawabannya”.
Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar dihindarkan dari godaan-godaan perbuatan seperti itu. Bukan saya sok suci, harus saya akui bahwa hasratSeks adalah hasrat alami biologis setiap manusia, namun jangan lupa bahwa kita hidup di dunia memiliki norma-norma yang berlaku. Baik norma agama, susila, kesopanan, hukum maupun adat-istiadat. Norma-norma atau aturan ini-lah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Mau disamakan dengan ayam “yang melakukan hal semacam itu di sembarang tempat”..??.
Warnet merupakan produk kemajuan peradaban jaman yang memiliki banyak manfaat positif. Mari kita mempergunakan warnet dengan arif dan bijak. Dengan memperhatikan norma / aturan hukum yang berlaku dan menghormati hak-hak pemakai warnet lain, berarti anda adalah Pengunjung Warnet yang baik.
- Sekian -
.. Sabtu, 5 oktober 2013. Pada saat itu jam 11.30 Wib, Saya pergi ke Warnet di pinggiran kota bengawan. Warnet yang memiliki nilai (7) versi saya. Alasan Saya memberi nilai 7, karena ada beberapa kekurangan yang di miliki warnet tersebut, Misal adanya Kerusakan Aksesoris Komputer di beberapa bilik (Headset, Web Cam, Meja Komputer), adanya beberapa perangkat lunak yang tidak Update (adobeflash, anti virus, dll), Matinya beberapa pendingin ruangan di beberapa tempat. Demikian beberapa alasan saya menjatuhkan nilai tersebut. Semoga keluhan saya (customer) semacam ini bisa di dengar para pengelola warnet.
Oke, Lanjut ke benang merah. Setelah parkir motor kemudian saya masuk ke dalam warnet. Saya kemudian bertanya kepada operator mengenai PC nomor berapa yang kosong. Nomor berapa Mas? Nomer 7 Mas, jawab Operator. Saya pun mengangguk seraya menuju PC nomer 7.
Dalam perjalanan menuju PC nomer 7, saya melihat PC no 1 – 6 telah terisi para surfer-surfer dunia maya (Baca: pengguna warnet),maklum PC no 1,2,3,4 dan 5,6,7,8 di tata saling berhadapan sehingga saya bisa tahu kalau PC tersebut telah terisi surfer dunia maya.
PC 1 berhadapan dengan PC 5, PC 2 berhadapan dengan PC 6, PC 3 Berhadapan dengan PC 7 dan PC 4 berhadapan dengan PC 8. Tata letak semacam itu membuat saya bisa melihat para pengguna tersebut. Sedikit informasi bahwa Pengunjung Siang itu nampaknya lumayan rame.
PC nomer 7 sudah saya tempati, seperti biasa Helm saya taruh di sebelah saya dan tas tetap berada dalam pangkuan saya. Tidak ada hal yang aneh ketika saya berada di PC tersebut. Seperti biasa, kemudian saya menekan tombol power pada CPU untuk menghidupkan Komputer. Mengetik nama pada kolom User Name adalah aktivitas pakem berikutnya. Setelah terhubung dengan koneksi internet lalu saya melakukan Surfing untuk mencari beberapa Informasi yang hendak saya cari pada saat itu.
Setelah beberapa menit mengakses data internet, tiba-tiba konsentrasi saya menjadi sedikit terganggu. PC no 4 adalah sumber penyebab terganggunya konsentrasi saya. Di nomer tersebut terdapat sepasang pria dan wanita yang sedang mesra di PC yang sama. Sebenarnya keberadaan mereka telah saya ketahui sejak berjalan hendak menuju PC No 7. Maklum PC No 4 berada di depan PC saya agak sebelah kiri (menyilang).
Pada awalnya saya tidak merasa aneh dengan adanya pasangan tersebut. Saya menganggapnya biasa saja. Maklum selama saya di warnet kerap melihat Pria dan wanita sedang mengakses internet di PC yang sama. Namun Pasangan yang satu ini berbeda dengan pasangan-pasangan yang kerap saya lihat di beberapa kesempatan. Pasangan yang satu ini pada awalnya terlihat biasa-biasa saja, namun lama kelamaan terlihat “mesra”.
Mereka sangat “enjoy” ngobrol. Pada awalnya saya tidak mengubris mereka berdua, dan saya pun mencoba tetap fokus pada tujuan saya. Lama kelamaan pasangan tersebut semakin mesra. Dalam beberapa kesempatan terlihat ada pelukan dan pegangan tangan secara mesra. Saya masih mencoba tetap tenang, “toh itu bukan urusan saya” teriak dalam hati saya.
Menit demi menit berlalu, pasangan tersebut semakin mesra. Keadaan tersebut cukup mengganggu saya. Bentuk bilik warnet di tempat tersebut hanya ada sekat untuk sampingnya saja, sedangkan depan tidak di beri sekat. Bentuk seperti ini sudah umum di kebanyakan warnet di wilayah saya. Monitor Komputer setiap Bilik-lah yang sedikit menjadi penutup wajah antar pengguna yang berhadapan.
Posisi bilik yang saling berhadapan membuat saya bisa mengetahui polah tingkah pasangan tersebut. Wajah si Pria terlihat jelas, sedangkan si wanita berada mepet sekat sehingga tidak kelihatan. Mungkin posisi ini sudah disengaja sejak awal. Dan benar saja, “beruntunglah” bagi mereka berdua ternyata PC no.8 yang berada tepat di depan mereka tidak berpenghuni alias kosong. Keadaan ini benar-benar di manfaatkan oleh mereka berdua.
Sesekali mereka menyudahi aksi mereka, dengan si Pria kembali ke posisi duduk semula. Beberapa kesempatan Si Pria terlihat mengawasi saya untuk mencari-cari “kesempatan”. Saya pura-pura tidak mengetahui aksi mereka. Dan benar saja aksi mereka kembali terulang untuk kesekian kali.
Lagi !!. Si Pria kembali mendorong si Wanita sampai mepet ke Sekat bilik untuk bersembunyi dari pandangan saya. Pada saat itu saya Cuma bisa geleng-geleng kepala. “Sudah tidak punya malu ni anak”. Gumam saya. “Edan tenan” saya dikiranya tidak tahu perbuatan mereka. Kejadian yang ini cukup lama, sampai-sampai tidak ada suara diantara mereka dan aktivitas internet pun berhenti. Saya hanya geleng-geleng kepala untuk kesekian kali.
Keadaan semacam itu membuat saya untuk berfikir bagaimana membubarkan aksi mereka atau setidaknya mengganggu aksi tersebut. Bukan saya ikut campur urusan mereka, karena setiap perbuatan adalah tanggungjawab individu di hadapan Tuhan nantinya. Jujur saya akui, aksi mereka membuat saya risih.
Saya mencoba mencari cara membubarkan keduanya tanpa membuat gaduh seisi warnet. Kemudian terpikir oleh saya untuk mematikan PC
Pada saat itu di sebuah warnet, si anak tersebut main game dengan teriak keras dan pakai umpatan-umpatan (misuh). Pada awalnya saya diam saja berharap si pemilik menegur si Bocah. Tapi harapan saya itu tidak kunjung terjadi, si pemilik tetap tenang. Perlu saya tambahkan bahwa warnet ini memanjang ke belakang berukuran 3x6 meter dan bukan juga tempat game online.
Kejadian itu terjadi terus menerus, umpatan si anak semakin membuat telinga saya gerah. Dengan trik khusus saya coba mematikan PC dia dari PC saya. Akhirnya berhasil. Si anak hanya bengong dan terkaget. Dia mencoba menghidupkan lagi, dan lagi-lagi main lagi dan mengumpat lagi. Saya pun mematikan untuk yang kedua kali. Hal ini saya lakukan karena apa yang dilakukan anak tersebut sangat mengganggu dan kelewat batas.
Saking jengkelnya, Saya putuskan untuk meninggalkan warnet karena tempat tersebut sangat gaduh akibat ulah anak-anak yang tidak punya sopan-santun tadi. Sebelum benar-benar meninggalkan warnet, Saya coba mematikan PC anak lain yang juga ikut-ikutan main game dan juga dengan misuh. Matilah juga PC tersebut, aksi saya terakhir ini juga berhasil. Saya meninggalkan warnet karena merasa sudah tidak nyaman dan kesal berada di tempat itu.
Sekedar informasi ternyata warnet ini djadikan tempat main seusai pulang sekolah oleh anak-anak kecil usia SD-SMP untuk main game online. Pantas saja dikesempatan lain saya menemui kejadian yang sama di warnet tersebut, dimana terdapat anak-anak yang main game sambil teriak-teriak tak punya aturan. Main Sih Boleh saja tapi jangan sampai mengganggu hak orang lain, lagi pula itu adalah warnet biasa bukan tempat game online boy.. Bagi pemilik warnet mohon ambil tindakan tegas !.
Baiklah kita kembali ke pokok cerita.
dengan trik itu saya mencoba mengulang sukses di kesempatan ini. Langkah demi langkah trik sudah saya lakukan dengan benar, langkah terakhir yaitu klik “OK”. Namun betapa kagetnya saya ternyata aksi saya gagal. Dalam kotak dialog menyebutkan “failed”. Saya coba lagi untuk yang kedua kalinya dengan harapan langkah kedua ini berhasil. Namun, lagi-lagi gagal juga.
Saya coba lagi dengan mengevaluasi langkah-langkah sebelumnya. Ternyata gagal juga. Setidaknya 5-6 kali trik saya gagal semua. Akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa pengamanan warnet yang satu ini cukup oke, yaitu tidak bisa dilakukan cara-cara semacam ini.
Saya kembali ke aktivitas semula yaitu mencari informasi yang telah tertunda akibat fokus melakukan trik tersebut. Saya pun kembali bergumam dalam hati “Toh itu bukan urusan saya”. Setiap perbuatan adalah tanggungjawab individu di hadapan Tuhan nantinya.
Setelah sekitar 5 menit aksi nyungsep bersembunyi mepet sekat terjadi, dua insan m#sum tadi kembali ke posisi awal dan sembari berbicara tentang informasi internet yang mereka akses. Wajah si wanita tadi menampakkan diri mendekati monitor komputer sembari memencet-mencet keyboard.
Mereka melakukan hal ini agar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, karena mereka tahu benar ada saya diseberang depan bilik mereka. Saya hanya geleng-geleng sembari bergumam, “Gila saya dikadalin”. Dikiranya saya tidak tahu.
LAGI,..Si Pria mencuri-curi kesempatan untuk kesekian kali, Saya lihat benar dia mengawasi saya, Saya pun tetap fokus menatap monitor PC saya seolah-olah tidak tahu aksi mereka. Dan benar saja, Si Pria kembali mendorong si Wanita mepet ke Bilik untuk bersembunyi dari pandangan saya.
Tampak Si pria jongkok di atas kursi dan si Wanita Nyungsep mepet Bilik. Dalam hati saya “Gila benar tu orang”. Sudah tidak tahu malu ada orang yang jelas-jelas mengetahui aksinya. Aksi ini merupakan aksi terakhir dari pasangan tadi.
Mereka kembali ke posisi semula dan kembali ngobrol santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Terdengar jelas oleh saya bahwa mereka akan segera meninggalkan warnet tersebut. Saya mendengar jelas nampak si Pria kelihatan canggung dan takut hendak keluar meninggalkan PC no.4.
“ndang Ayo” (dengan aksen orang canggung) adalah kata-kata yang dilontarkan si Pria untuk mengajak keluar si wanita. Maklum untuk menuju meja Kasir mereka harus melewati depan bilik saya no 7.
Sesaat masih di kursi hendak meninggalkan bilik no.4 terlihat wajah si Pria tampak gimana gitu tidak berani melihat saya. Kemudian mereka keluar dari bilik itu. Si Pria keluar duluan, maklum dia dekat dengan jalan keluar dari bilik. Lalu si Wanita menyusulnya.
Dalam perjalanannya keluar menuju kasir, betapa kagetnya saya ternyata sepasang pria-wanita itu masih SMP,.. Ya Masih SMP.. terlihat benar ketika saya perhatikan Si Pria memakai celana pendek pramuka atasan memakai jaket ala anak muda dan bertopi (topi trendi masa kini). Sedangkan Si wanita memakai rok pramuka dan memakai kaos berwarna hijau. Mereka berdua tidak membawa tas, sepertinya habis pulang sekolah. Saya taksir mereka berdua duduk dibangku kelas 2 atau 3 SMP.
Saat melintas di depan saya, saya mencoba menatap mereka. Terlihat jelas ekspresi mereka berdua, tampak si Pria tidak berani menatap balik ke arah saya, dia memandang lurus ke depan, sedangkan si bocah perempuan berjalan dengan santai dan “cuek” sambil bermain HP serta seolah-olah tidak ada apa-apa.
Mereka tidak merasa malu lewat di depan orang lain, meskipun baru saja melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Dan parahnya lagi mereka lewat depan saya dengan menganggap seolah-olah saya ini tidak ada. “gila saya dianggap makhluk halus”..!!!
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala tiada henti selepas dua bocah itu pergi dari warnet. Kok segitunya ya anak-anak sekarang. Apakah separah itu anak sekarang? “Hanya rumput bergoyang yang tahu jawabannya”.
Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar dihindarkan dari godaan-godaan perbuatan seperti itu. Bukan saya sok suci, harus saya akui bahwa hasrat
Warnet merupakan produk kemajuan peradaban jaman yang memiliki banyak manfaat positif. Mari kita mempergunakan warnet dengan arif dan bijak. Dengan memperhatikan norma / aturan hukum yang berlaku dan menghormati hak-hak pemakai warnet lain, berarti anda adalah Pengunjung Warnet yang baik.
- Sekian -