Juara Pertama Gagal Mendapat Hadiah
Kronologibayu- September 2012 adalah waktu krusial bagi mahasiswa veteran seperti saya. Pada saat itu saya juga dihadapkan dengan tugas yang menjadi syarat mutlak untuk merampungkan studi S1. Ya, benar sekali. Tugas ini adalah Skripsi. Tugas akhir berupa tulisan yang lumayan tebal tersebut tidak boleh ditawar-tawar. Jika anda tidak segera mengerjakan skripsi jangan harap anda bisa lulus dengan cepat, namun apabila terlalu lama tidak kunjung selesai bisa-bisa kita kena DO, krusial memang.
Sekali lagi bahwa Skripsi adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan. Sekalipun Rektor universitas dimana anda kuliah adalah Eyang Kakung anda, tetap juga anda tidak akan diluluskan jika tidak mengerjakan skripsi tersebut.
Di bulan September ini, skripsi saya memasuki babak observasi lapangan di Petilasan Leluhur di sebuah desa di Karangpandan. Boleh dikata September adalah bulan krusial yang menentukan nasib kelangsungan studi saya. Agenda ini cukup menguras tenaga dan pikiran bahkan isi kantong saya juga ikut terkuras, pasalnya saya selama 1 minggu harus membagi waktu dari rumah - tempat observasi - kampus PP .
Demikian sedikit pengantar dalam artikel ini tentang Bulan September yang cukup mengenang dalam benak saya .
Baiklah kita akan menuju cerita utama kali ini yang saya beri judul Juara Pertama gagal dapat Hadiah. >>
Masih di bulan yang sama dan tahun yang sama yaitu September 2012 atau tepatnya pada tanggal 12 September. Cerita ini bermula ketika saya memiliki waktu luang ditengah dealine skripsi yang lumayan padat. Waktu luang biasa saya gunakan untuk rehat sejenak dan mengakses data dari internet. Beberapa kegiatan ringan tersebut merupakan salah satu cara dari saya untuk mengisi waktu luang pada saat itu.
Data internet yang saya akses adalah beberapa informasi ringan dari website maupun web blog. Teringat benar dalam benak saya bahwa salah satu data yang saya akses yaitu Portal SOLOPOS.COM. Portal berita lokal ini menyajikan berita seputar Soloraya dan beberapa info baik dari dalam maupun luar negeri yang sedang hits.
Salah satu berita sedang hits yang di muat di Portal SOLOPOS.COM adalah tentang event penyelenggaraan sendratari kolosal “Matah Ati” di kota Solo.Sendratari ini di gelar di Alun-alun utara Pura Mangkunegaran yang berjarak ± 8 Km dari Kampus saya.
Selain memberitakan tentang pelaksanaan dan kemeriahan acara Sendratari Matah Ati kepada para pembacanya, ternyata pihak SOLOPOS juga menjadikan berita ini sebagai ajang lomba untuk berkomentar. Lomba komentar tentang event Sendratari Matah Ati ini ditujukan kepada semua pembaca portal SOLOPOS.COM.
Mengetahui ada lomba ini, saya tak sabar segera ingin berkomentar pada kolom komentar yang tersedia. Saya tergelitik dan merasa tertantang untuk mengikuti lomba ini. Komentar-komentar yang masuk di kolom komentar banyak yang memuji dan memberikan apresiasi positif terkait event Matah Ati tersebut. Melihat banyaknya komentar yang telah masuk memberikan motivasi tersendiri bagi saya untuk segera bergabung bersama komentator lain yang telah memadati kolom komentar yang ada.
Di bawah ini adalah Komentar yang saya lontarkan terkait berita Matah Ati di portal SOLOPOS.COM atau di sumber http://www.solopos.com/sendratari-matah-ati
[[ matah ati ,. manah ing ati, nentremake ati,
sendra tari matah ati kemarin menunjukkan bahwa kota solo adalah kota nyaman dan berbudaya. saya kira dengan matah ati kemarin dapat membuka mata dunia bahwa solo bukan sarang teroris,bukan juga kota bom.dsb. Seharusnya yang ingin berbuat teror atau onar di kota solo harus malu dan berpikir 1000x bhwa solo bukan tempat untuk itu. Dan warga solo tidak akan terpengaruh dengan adanya teror semacam itu, karena solo adalh kota berbudaya.,maju terus budaya solo.majulah bangsa indonesia ]]
Setelah asyik berselancar dan ikut lomba komentar, akhirnya saya putuskan untuk menyudahi aktifitas di waktu luang saat itu dan segera beristirahat. Istirahat adalah cara terbaik untuk menghimpun tenaga sejenak sebelum kembali melakoni peran sebagai mahasiswa veteran yang dikejar deadline skripsi .
Selang beberapa minggu kemudian, saya kembali memiliki kesempatan untuk mengakses internet. Seperti biasa, informasi berita terkini adalah makanan kesukaan saya kala berkunjung di dunia maya. Selain mengakses berita terkini pada saat itu, saya juga iseng untuk membuka email. “suwe ra tak bukak, coba tak bukak’e”. gumam dalam hati saya.
Saya mendapati sarang laba-laba dan debu tebal telah memenuhi email saya, bahkan tak jarang sampah daun kering yang terhempas angin juga kerap saya temui. Maklum email saya jarang saya buka . Setelah beberapa lama tidak saya buka ternyata banyak email masuk, dari notifikasi fesbuk hingga email promo produk di dunia maya ada dalam kotak masuk .
Ditengah-tengah berjubelnya email yang ada di kotak masuk, terdapat satu email masuk yang cukup menyita perhatian saya dan membuat saya terkejut tanpa kata.
Yes, That’s Right (ya. itu Kanan) . Benar sekali pemirsa. Ternyata saya menjadi Juara pertama lomba komentar yang pernah saya ikuti tempo hari. Jujur, dalam mengikuti lomba itu tidak ada ambisi sama sekali untuk memenangkan lomba bahkan berpikiran untuk menjadi Juara Pertama pun tidak ada dalam benak saya. Dalam mengikuti lomba komentar kala itu saya hanya ingin berpartisipasi saja atau dengan kata lain hanya sekedar ikut meramaikan saja. Sungguh di luar ekspektasi saya, saya menjadi pemenang dan menyabet urutan Pertama. Terima Kasih Tuhan.
Link pengumuman komentar terbaik http://www.solopos.com/2012/09/21/inilah-komentar-matah-ati-terbaik-331475
Sayang seribu sayang, meskipun menjadi Juara Pertama, saya gagal mendapatkan hadiah dari lomba yang diselenggarakan SOLOPOS tersebut. Hadiah uang tunai Rp.100.000,00 melayang percuma. Kegagalan tidak mendapat hadiah dikarenakan saya terlambat dari batas tanggal yang ditentukan untuk pengambilan hadiah.
Walaupun sudah terlambat hampir 3 minggu, saya mencoba berusaha untuk mendapatkan hadiah tersebut dengan cara melayangkan email balasan. Email balasan saya berisi pertanyaan apakah hadiah lomba masih bisa saya dapatkan.
Sopo reti iseh iso (siapa tahu masih bisa), namanya juga orang berusaha tidak ada salahnya. Lumayan juga uang 100rb bagi mahasiswa berkantong pas-pasan seperti saya. Jika dibelikan Kwaci, bisa nyamil selama satu bulan. Tiap hari makan kwaci atau bahkan bisa untuk satu semester nggayemi makan kwaci. Atau jangan-jangan saya bisa jadi Saudagar Kwaci dadakan pada saat itu .
Usaha yang saya tempuh ternyata tidak membuahkan hasil. Pihak penyelenggara tak membalas pertanyaan. Boleh di bilang pihak penyelenggara lomba tidak mentolerir keterlambatan saya dalam pengambilan hadiah. Ya benar, Hadiah telah hangus.
Hikmah dari pengalaman saya ini adalah:
Cek email secara berkala dan cek email secara intensif ketika kita mengikuti lomba dengan melibatkan alamat email kita di dalamnya.
~Sekian~
Sekali lagi bahwa Skripsi adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan. Sekalipun Rektor universitas dimana anda kuliah adalah Eyang Kakung anda, tetap juga anda tidak akan diluluskan jika tidak mengerjakan skripsi tersebut.
Di bulan September ini, skripsi saya memasuki babak observasi lapangan di Petilasan Leluhur di sebuah desa di Karangpandan. Boleh dikata September adalah bulan krusial yang menentukan nasib kelangsungan studi saya. Agenda ini cukup menguras tenaga dan pikiran bahkan isi kantong saya juga ikut terkuras, pasalnya saya selama 1 minggu harus membagi waktu dari rumah - tempat observasi - kampus PP .
Demikian sedikit pengantar dalam artikel ini tentang Bulan September yang cukup mengenang dalam benak saya .
Baiklah kita akan menuju cerita utama kali ini yang saya beri judul Juara Pertama gagal dapat Hadiah. >>
Masih di bulan yang sama dan tahun yang sama yaitu September 2012 atau tepatnya pada tanggal 12 September. Cerita ini bermula ketika saya memiliki waktu luang ditengah dealine skripsi yang lumayan padat. Waktu luang biasa saya gunakan untuk rehat sejenak dan mengakses data dari internet. Beberapa kegiatan ringan tersebut merupakan salah satu cara dari saya untuk mengisi waktu luang pada saat itu.
Data internet yang saya akses adalah beberapa informasi ringan dari website maupun web blog. Teringat benar dalam benak saya bahwa salah satu data yang saya akses yaitu Portal SOLOPOS.COM. Portal berita lokal ini menyajikan berita seputar Soloraya dan beberapa info baik dari dalam maupun luar negeri yang sedang hits.
Salah satu berita sedang hits yang di muat di Portal SOLOPOS.COM adalah tentang event penyelenggaraan sendratari kolosal “Matah Ati” di kota Solo.Sendratari ini di gelar di Alun-alun utara Pura Mangkunegaran yang berjarak ± 8 Km dari Kampus saya.
Selain memberitakan tentang pelaksanaan dan kemeriahan acara Sendratari Matah Ati kepada para pembacanya, ternyata pihak SOLOPOS juga menjadikan berita ini sebagai ajang lomba untuk berkomentar. Lomba komentar tentang event Sendratari Matah Ati ini ditujukan kepada semua pembaca portal SOLOPOS.COM.
Mengetahui ada lomba ini, saya tak sabar segera ingin berkomentar pada kolom komentar yang tersedia. Saya tergelitik dan merasa tertantang untuk mengikuti lomba ini. Komentar-komentar yang masuk di kolom komentar banyak yang memuji dan memberikan apresiasi positif terkait event Matah Ati tersebut. Melihat banyaknya komentar yang telah masuk memberikan motivasi tersendiri bagi saya untuk segera bergabung bersama komentator lain yang telah memadati kolom komentar yang ada.
Di bawah ini adalah Komentar yang saya lontarkan terkait berita Matah Ati di portal SOLOPOS.COM atau di sumber http://www.solopos.com/sendratari-matah-ati
[[ matah ati ,. manah ing ati, nentremake ati,
sendra tari matah ati kemarin menunjukkan bahwa kota solo adalah kota nyaman dan berbudaya. saya kira dengan matah ati kemarin dapat membuka mata dunia bahwa solo bukan sarang teroris,bukan juga kota bom.dsb. Seharusnya yang ingin berbuat teror atau onar di kota solo harus malu dan berpikir 1000x bhwa solo bukan tempat untuk itu. Dan warga solo tidak akan terpengaruh dengan adanya teror semacam itu, karena solo adalh kota berbudaya.,maju terus budaya solo.majulah bangsa indonesia ]]
saya mengaitkan dengan teror bom, karena pada waktu itu terjadi beberapa insiden teror bom di kota solo
Setelah asyik berselancar dan ikut lomba komentar, akhirnya saya putuskan untuk menyudahi aktifitas di waktu luang saat itu dan segera beristirahat. Istirahat adalah cara terbaik untuk menghimpun tenaga sejenak sebelum kembali melakoni peran sebagai mahasiswa veteran yang dikejar deadline skripsi .
Selang beberapa minggu kemudian, saya kembali memiliki kesempatan untuk mengakses internet. Seperti biasa, informasi berita terkini adalah makanan kesukaan saya kala berkunjung di dunia maya. Selain mengakses berita terkini pada saat itu, saya juga iseng untuk membuka email. “suwe ra tak bukak, coba tak bukak’e”. gumam dalam hati saya.
Saya mendapati sarang laba-laba dan debu tebal telah memenuhi email saya, bahkan tak jarang sampah daun kering yang terhempas angin juga kerap saya temui. Maklum email saya jarang saya buka . Setelah beberapa lama tidak saya buka ternyata banyak email masuk, dari notifikasi fesbuk hingga email promo produk di dunia maya ada dalam kotak masuk .
Ditengah-tengah berjubelnya email yang ada di kotak masuk, terdapat satu email masuk yang cukup menyita perhatian saya dan membuat saya terkejut tanpa kata.
Di bawah ini adalah 'screenshot' email masuk di Akun email Saya.
Yes, That’s Right (ya. itu Kanan) . Benar sekali pemirsa. Ternyata saya menjadi Juara pertama lomba komentar yang pernah saya ikuti tempo hari. Jujur, dalam mengikuti lomba itu tidak ada ambisi sama sekali untuk memenangkan lomba bahkan berpikiran untuk menjadi Juara Pertama pun tidak ada dalam benak saya. Dalam mengikuti lomba komentar kala itu saya hanya ingin berpartisipasi saja atau dengan kata lain hanya sekedar ikut meramaikan saja. Sungguh di luar ekspektasi saya, saya menjadi pemenang dan menyabet urutan Pertama. Terima Kasih Tuhan.
Link pengumuman komentar terbaik http://www.solopos.com/2012/09/21/inilah-komentar-matah-ati-terbaik-331475
Sayang seribu sayang, meskipun menjadi Juara Pertama, saya gagal mendapatkan hadiah dari lomba yang diselenggarakan SOLOPOS tersebut. Hadiah uang tunai Rp.100.000,00 melayang percuma. Kegagalan tidak mendapat hadiah dikarenakan saya terlambat dari batas tanggal yang ditentukan untuk pengambilan hadiah.
Walaupun sudah terlambat hampir 3 minggu, saya mencoba berusaha untuk mendapatkan hadiah tersebut dengan cara melayangkan email balasan. Email balasan saya berisi pertanyaan apakah hadiah lomba masih bisa saya dapatkan.
Sopo reti iseh iso (siapa tahu masih bisa), namanya juga orang berusaha tidak ada salahnya. Lumayan juga uang 100rb bagi mahasiswa berkantong pas-pasan seperti saya. Jika dibelikan Kwaci, bisa nyamil selama satu bulan. Tiap hari makan kwaci atau bahkan bisa untuk satu semester nggayemi makan kwaci. Atau jangan-jangan saya bisa jadi Saudagar Kwaci dadakan pada saat itu .
Usaha yang saya tempuh ternyata tidak membuahkan hasil. Pihak penyelenggara tak membalas pertanyaan. Boleh di bilang pihak penyelenggara lomba tidak mentolerir keterlambatan saya dalam pengambilan hadiah. Ya benar, Hadiah telah hangus.
Hikmah dari pengalaman saya ini adalah:
Cek email secara berkala dan cek email secara intensif ketika kita mengikuti lomba dengan melibatkan alamat email kita di dalamnya.
~Sekian~